Pengertian Sistem Pendukung Peputusan (SPK) Dan Metodenya
Konsep SistemPendukung Keputusan (SPK) / Decision Support System (DSS) pertama kali diungkapkan pada awal tahun 1970-an oleh Michael S. Scott Morton dengan istilah Management Decision System. Sistem tersebut adalah suatu sistem yang berbasis komputer yang ditujukan untuk membantu pengambil keputusan dengan memanfaatkan data dan model tertentu untuk memecahkan berbagai persoalan yang tidak terstruktur.Istilah SPK mengacu pada suatu sistem yang memanfaatkan dukungan komputer dalam proses pengambilan keputusan.
Berikut ini merupakan
pengertian dari Sistem Penunjang
oleh beberapa ahli:
§ Little (1970)
Sistem pendukung keputusan adalah
sebuah himpunan/kumpulan prosedur berbasis model untuk memproses data dan
pertimbangan untuk membantu manajemen dalam pembuatan keputusannya.
§ Man
dan Watson
Sistem
pendukung keputusan merupakan suatu sistem yang interaktif, yang membantu
pengambil keputusan melalui penggunaan data dan model-model keputusan untuk
memecahkan masalah yang sifatnya semi terstruktur maupun yang tidak terstruktur.
§ Raymond
McLeod, Jr. (1998)
Sistem
pendukung keputusan merupakan sebuah sistem yang menyediakan kemampuan untuk
penyelesaian masalah dan komunikasi untuk permasalahan yang bersifat
semi-terstruktur.
Berikut beberapa Metode yang sering digunakan dalam SPK:
1. Metode
Simple Additive Weighting (SAW)
Metode Simple Additive Weighting
(SAW) sering juga dikenal istilah metode penjumlahan terbobot. Konsep dasar metode SAW adalah mencari
penjumlahan terbobot dari rating kinerja pada setiap alternatif pada semua
atribut (Fishburn, 1967) (MacCrimmon,
1968). Metode SAW membutuhkan proses
normalisasi matriks keputusan (X) ke suatu skala yang dapat diperbandingkan
dengan semua rating alternatif yang ada. Metode ini merupakan
metode yang paling terkenal dan paling banyak digunakan dalam menghadapi
situasi Multiple Attribute Decision Making (MADM). MADM itu sendiri merupakan
suatu metode yang digunakan untuk mencari alternatif optimal dari sejumlah alternatif dengan kriteria
tertentu.
Metode SAW ini mengharuskan pembuat
keputusan menentukan bobot bagi setiap atribut. Skor total untuk alternatif
diperoleh dengan menjumlahkan seluruh hasil perkalian antara rating
(yang dapat dibandingkan lintas atribut) dan bobot tiap atribut. Rating tiap atribut
haruslah bebas dimensi dalam arti telah melewati proses normalisasi matriks
sebelumnya.
2. Metode
Analytic Hierarchy Process (AHP)
Analytic
Hierarchy Process (AHP)
merupakan sebuah proses yang membantu para pengambil keputusan untuk
memperoleh solusi terbaik dengan mendekomposisi permasalahan kompleks ke dalam
bentuk yang lebih sederhana untuk kemudian melakukan sintesis terhadap berbagai
faktor yang terlibat dalam permasalahan pengambilan keputusan tersebut [6]. AHP
mempertimbangkan aspek kualitatif dan kuantitatif dari suatu keputusan [7] dan
mengurangi kompleksitas suatu keputusan dengan membuat perbandingan satu-satu
dari berbagai kriteria yang dipilih untuk kemudian mengolah dan memperoleh
hasilnya.
3. Metode
PROMETHEE
adalah
salah satu metode penentuan urutan atau prioritas dalam analisis multikriteria
atau MCDM (Multi Criterion Decision Making). Dugaan dari dominasi kriteria yang
digunakan dalam PROMETHEE adalah penggunaan nilai dalam
hubungan outrangking. Masalah pokoknya adalah kesederhanaan, kejelasan
dan kestabilan. Semua parameter yang dinyatakan mempunyai pengaruh nyata
menurut pandangan ekonomi.
4.
Bayesian Decision Theory
Bayesian Decision Theory adalah pendekatan secara statistik
untuk menghitung tradeoffs
diantara keputusan yang berbeda-beda, dengan menggunakan probabilitas dan costs yang
menyertai suatu pengambilan keputusan tersebut. Bayesian probability adalah
teori terbaik dalam menghadapi masalah estimasi dan penarikan kesimpulan.
Bayesian method dapat digunakan untuk penarikan kesimpulan pada kasus-kasus
dengan multiple
source of measurement yang tidak dapat ditangani oleh metode lain
seperti model hierarki yang kompleks.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar