SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE AHP
1. Pengertian system pendukung keputusan (DSS)
Secara umum DSS adalah sistem berbasis komputer yang interaktif, yang
membantu mengambil keputusan dengan memanfaatkan data dan model untuk
menyelesaikan masalah-masalah yang terstruktur. Sedangkan secara
khusus DSS adalah Sebuah sistem yang mendukung kerja seorang manajer
maupun sekelompok manajer dalam memecahkan masalah semi-terstruktur
dengan cara memberikan informasi ataupun usulan menuju pada keputusan
tertentu.
Adapun menurut para ahli definisi dari DSS adalah sebagai berikut :
a. Menurut Mann dan Watson, DSS adalah Sistem yang interaktif,
membantu pengambilan keputusan melalui penggunaan data dan model-model
keputusan untuk memecahkan masalah-masalah yang sifatnya semi
terstruktur dan tidak terstruktur.
b. Menurut Maryam Alavi dan H.Albert Napier, DSS adalah suatu
kumpulan prosedur pemrosesan data dan informasi yang berorientasi pada
penggunaan model untuk menghasilkan berbagai jawaban yang dapat membantu
manajemen dalam pengambilan keputusan.
c. Menurut Little, DSS adalah suatu sistem informasi berbasis
komputer yang menghasilkan berbagai alternatif keputusan untuk membantu
manajemen dalam menangani berbagai permasalahan yang terstruktur atupun
tidak terstruktur dengan menggunakan data dan model.
d. Menurut Raymond Mc Leod, DSS adalah sistem penghasil informasi
spesifik yang ditujukan untuk memecahkan suatu masalah tertentu yang
harus dipecahkan oleh manajer pada berbagai tingkatan.
e. Turban & Aronson (1998), DSS adalah sistem yang digunakan
untuk mendukung dan membantu pihak manajemen melakukan pengambilan
keputusan pada kondisi semi terstruktur dan tidak terstruktur. Pada
dasarnya konsep DSS hanyalah sebatas pada kegiatan membantu para manajer
melakukan penilaian serta menggantikan posisi dan peran manajer
2. Konsep Sistem Pendukung Keputusan ( Decision Support System / DSS )
Konsep DSS dimulai akhir tahun 1960
dengan time sharing komputer yaitu untuk pertama kalinya seseorang dapat
berinteraksi langsung dengan komputer tanpa harus melalui spesialis
informasi. Istilah DSS diciptakan pada tahun 1971 oleh Anthony Gory dan
Scott Morton untuk mengarahkan aplikasi komputer pada pengambilan
keputusan manajemen. Konsep DSS menggunakan informasi spesifik yang
ditujukan untuk membantu manajemen dalam mengambil keputusan dengan
menggunakan model sebagai dasar pengembangn alternatif yang secara
interaktif dapat digunakan oleh pemakai. Dari penjelasan tersebut maka
dapat diketahui bahwa DSS mempunyai karakteristik tersendiri, antara
lain :
a. DSS dirancang untuk membantu pengambil keputusan dalam
memecahkan masalah yang bersifat semi terstruktur ataupun tidak
terstruktur,
b. Dalam proses pengolahannya, DSS mengkombinasikan penggunaan
model-model/teknik-teknik analisis dengan teknik pemasukan data
konvensional serta fungsi-fungsi pencari/interogasi informasi,
c. DSS dirancang sedemikian rupa, sehingga dapat digunakan dengan
mudah oleh orang yang tidak memiliki dasar kemampuan pengoperasian
komputer yang tinggi,
d. DSS dirancang dengan menekankan pada aspek fleksibilitas serta
kemampuan adaptasi yang tinggi, sehingga mudah disesuaikan dengan
kebutuhan pemakai.
3. Konsep Keputusan
Pengambilan keputusan merupakan hal yang pokok bagi pemegang jabatan
manajer. Karena keputusan merupakan rangkaian tindakan yang perlu
diikuti dalam memecahkan masalah untuk menghindari atau mengurangi
dampak negatif atau untuk memanfaatkan kesempatan di dalam perusahaan.
Model sistem yang dipergunakan untuk mengambil keputusan dapat bersifat
tertutup atau terbuka. Sistem pengambilan tertutup menganggap bahwa
keputusan dipisahkan dari masukan-masukan yang tidak diketahui dari
lingkungannya. Dalam sistem ini pengambil keputusan dianggap :
a. Mengetahui semua alternatif dan akibat atu hasil dari masing-masing alternatif;
b. Mempunyai suatu metode (aturan, hubungan dan sebagainya) yang
memungkinkan ia membuat urutan alternatif yang lebih disukainya,
c. Memilih alternatif yang memaksimalkan sesuatu seperti keuntungan, volume penjualan atau kegunaan.
Paham pengambilan keputusan yang tertutup jelas menganggap bahwa
orang yang rasional secara logis menguji semua alternatif, membuat
urutan berdasarkan hasilnya yang lebih disukai, dan memilih alternatif
yang mendatangkan hasil terbaik.
Sistem pengambilan keputusan terbuka adalah keputusan yang
dipengaruhi oleh lingkungan, dan proses pengambilan keputusan
selanjutnya juga mempengaruhi lingkungan tersebut. Pengambil keputusan
dianggap tidak harus logis dan sepenuhnya rasional, tetapi lebih banyak
menunjukkan rasionalitas hanya dalam batas-batas yang ditentukan oleh
latar belakang, penglihatan alternatif-alternatif, kemampuan untuk
menangani model keputusan dan sebagainya. Mengingat tujuan model
tertutup telah dirumuskan dengan baik, tujuan model terbuka sama dengan
tingkat keinginan sebab model terbuka dapat berubah apabila pengambil
keputusan menerima bukti keberhasilan atau kegagalan. Dibandingkan
dengan ketiga anggapan model tertutup, model keputusan terbuka
menganggap bahwa pengambil keputusan :
a. Tidak mengetahui semua alternatif dan semua hasil,
b. Melakukan penyelidikan secara terbatas untuk menemukan beberapa alternatif yang memuaskan,
c. Mengambil keputusan yang memuaskan tingkat keinginannya.
Model terbuka adalah dinamis atas urutan pilihan-pilihan karena
tingkatan keinginan berubah menangani perbedaan antara hasil dan tingkat
keinginan.
4. Tahapan Pengambilan Keputusan Menurut Herbert A. Simon
Ada 4 tahapan dalam pengambilan keputusan menurut Herbert A. Simon yaitu :
1. Kegiatan Inteligen yaitu proses pencarian informasi dan data dari lingkungan yang berguna bagi pemecahan masalah,
2. Kegiatan Merancang
yaitu menemukan,
mengembangkan, dan manganalisa arah tindakan yang mungkin dapat
dipergunakan. Dalam hal ini mengandung proses-proses untuk memahami
masalah, untuk menghasilkan cara pemecahan masalah dan untuk menguji
apakah cara pemecahan tersebut dapat dilaksanakan.
3. Kegiatan Memilih
yaitu memilih arah tindakan tertentu dari semua arah tindakan yang ada. Pilihan ditentukan dan dilaksanakan.
4. Kegiatan Menelaah
disebut juga pemahaman yaitu
menyelidiki lingkungan tentang kondisi-kondisi yang memerlukan
keputusan. Data mentah yang diperoleh diolah dan diperiksa untuk
dijadikan petunjuk yang dapat menentukan masalahnya.
5. macam- macam metode sistem pendukung keputusan
1. Metode Sistem pakar
Secara umum, sistem pakar adalah sistem yang berusaha mengadopsi
pengetahuan manusia ke komputer yang dirancang untuk memodelkan
kemampuan menyelesaikan masalah seperti layaknya seorang pakar.
· Ciri Sistem Pakar
1. Memiliki informasi yang lebih handal.
2. Mudah di modifikasi dan dapat beradaptasi.
3. Dapat digunakan dalam berbagai jenis komputer.
2. Metode Regresi linier
Merupakan metode statistika yang digunakan untuk membentuk model
hubungan antara variabel terikat (dependen; respon; Y) dengan satu atau
lebih variabel bebas (independen, prediktor, X).
3. Metode B/C Ratio
Metode B/C didefinisikan sebagai perbandingan (rasio) nilai ekivalen
dari manfaat terhadap nilai ekivalen dari biaya-biaya. Metode nilai
ekivalen yang biasa digunakan adalah PW dan AW
4. Metode AHP(Analytical Hierarchy Process)
a. Definisi
Analytical Hierarchy Process (AHP). Diikembangkan oleh Thomas L.
Saaty pada tahun 1970-an. Metode ini merupakan salah satu model
pengambilan keputusan multikriteria yang dapat membantu kerangka
berpikir manusia dimana faktor logika, pengalaman pengetahuan, emosi dan
rasa dioptimasikan ke dalam suatu proses sistematis. Pada dasarnya,
AHP merupakan metode yang digunakan untuk memecahkan masalah yang
kompleks dan tidak terstruktur ke dalam kelompok – kelompoknya,
dengan mengatur kelompok tersebut ke dalam suatu hierarki, kemudian
memasukkan nilai numerik sebagai pengganti persepsi manusia dalam
melakukan perbandingan relatif. Dengan suatu sintesa maka akan dapat
ditentukan elemen mana yang mempunyai prioritas tertinggi.
Menurut Badiru (1995), AHP merupakan suatu pendekatan praktis
untuk memecahkan masalah keputusan kompleks yang meliputi perbandinagn
alternatif.AHP juga memungkinkan pengambilankeputusan menyajikan hubungan hierarki antara faktor, atribut, karakteristik atau
alternative dalam
lingkungan pengambilan keputusan. Dengan cirri – ciri khusus, hierarki
yang dimilikinya, masalah kompleks yang tidak terstruktur dipecahkan
dalam kelompok -kelompoknya.
Dalam menyelesaikan persoalan dengan AHP ada beberapa prinsip yang harus dipahamidiantaranya adalah :
decomposition,comparative judgment, synthesis of priority, dan
logicalconsistency.
- Prinsip AHP
1.
Decomposition (Penyusunan Hirarki).
Setelah persoalan didefenisikan, maka perlu dilakukan
decomposition yaitu
memecah persoalan yang utuh menjadi unsur – unsurnya. Jika
ingin mendapatkan hasil yang akurat, pemecahan juga dilakukan terhadap
unsur – unsurnya sampai tidak mungkin dilakukan pemecahan lebih lanjut,
sehinggadidapatkan beberapa tingkatan dari persoalan tadi. Karena alasan
ini, maka proses analisis ini dinamakan hierarki (
hierarchy).
Ada 2 (dua) jenis hierarki, yaitu lengkap dan tak lengkap. Dalam
hierarki lengkap, semua elemen pada suatu tingkat memiliki semua
elemen yang ada pada tingkat berikutnya. Jika tidakdemikian dinamakan
hierarki tak lengkap.
2.
Comparative Judgement (Penilaian Perban- dingan Berpasangan.
Prinsip ini berarti membuat penilaian tentang kepentingan relative 2
(dua) elemen pada suatu tingkat tertentu dalam kaitannya dengan tingkat
di atasnya.Penilaian ini merupakan inti dari AHP, karena ia akan
berpengaruh terhadap prioritas elemen – elemen. Hasil dari penilaian ini
akan tampak lebih enak bila disajikan dalam bentuk matriks yang
dinamakan matriks
pairwise comparison.
3. Sintesa Prioritas
Sintesa prioritas dilakukan dengan mengalikan prioritas lokal dengan
prioritas dari kriteria bersangkutan di level atasnya dan
menambahkannya ke tiap elemen dalam level yang dipengaruhi kriteria.
Hasilnya berupa gabungan atau dikenal dengan prioritas global yang
kemudian digunakan untuk memboboti prioritas lokal dari elemen di level
terendah sesuai dengan kriterianya.
c.
Langkah dan Prosedur AHP.
Buchara (2000) mejelaskan bahwa secara umum,
langkah – langkah yang harus dilakukan dalam menggunakan AHP untuk
memecahkan suatu masalah adalah sebagai berikut :
1. Mendefenisikan permasalahan dan menentukan tujuan. Bila AHP
digunakan untuk memilih alternatif atau menyusun prioritas alternatif,
maka tahap ini dilakukan pengembangan alternatif.
2. Menyusun masalah ke dalam suatu struktur hierarki sehingga
permasalahan yang kompleks dapat ditinjau dari sisi yang detail dan
terukur.
3. Menyusun prioritas untuk tiap elemen masalah pada setiap
hierarki. Prioritas ini dihasilkan dari suatu matriks perbandingan
berpasangan antara seluruh elemen pada tingkat hierarki yang sama.
4. Melakukan pengujian konsistensi terhadap perbandingan antar elemen yang didapatkan pada tiap tingkat hierarki.
Sedangkan langkah-langkah pair-wise comparison AHP :
1. Pengambilan data dari obyek yang diteliti.
2. Menghitung data dari bobot perbandingan berpasangan responden
dengan metode “pairwise comparison” AHP berdasar hasil
kuisioner.
3. Menghitung rata-rata rasio konsistensi dari masing-masing responden.
4. Pengolahan dengan metode “
pairwise comparison” AHP.
5. Setelah dilakukan pengolahan tersebut, maka dapat disimpulkan
adanya konsitensi dengan tidak, bila data tidak konsisten
maka diulangi lagi dengan pengambilan data seperti semula, namun bila
sebaliknya maka digolongkan data terbobot yang selanjutnya dapat dicari
nilai beta (b)
d. Kelebihan dan Kekurangan dalam Metode AHP
a. Kelebihan
1. Struktur yang berhierarki sebagai konskwensi dari kriteria yang dipilih sampai pada sub-sub kriteria yang paling dalam.
2. Memperhitungkan validitas sampai batas toleransi inkonsentrasi
sebagai kriteria dan alternatif yang dipilih oleh para pengambil
keputusan.
3. Memperhitungkan daya tahan atau ketahanan output analisis sensitivitas pengambilan keputusan.
b. Kelemahan
1. Ketergantungan model AHP pada input utamanya.
Input utama ini berupa persepsi seorang ahli sehingga dalam hal ini
melibatkan subyektifitas sang ahli selain itu juga model menjadi tidak
berarti jika ahli tersebut memberikan penilaian yang keliru.
2. Metode AHP ini hanya metode matematis tanpa ada pengujian secara
statistik sehingga tidak ada batas kepercayaan dari kebenaran model
yang terbentuk.
3. Metode IRR
4. Metode NPV
5. Metode FMADM
Fuzzy Multiple Attribute Decission Making adalah suatu metode yang
digunakan untuk mencari alternatif optimal dari sejumlah alternatif
dengan kriteria tertentu
6. Metode SAW
Metode SAW sering juga dikenal dengan istilah metode penjumlahan
terbobot. Konsep dasar metode SAW adalah mencari penjumlahan terbobot
dari rating kinerja pada setiap alternatif pada semua attribut. Metode
SAW membutuhkan proses normalisasi matriks keputusan (X) ke suatu skala
yang dapat diperbandingkan dengan semua rating alternatif yang ada.